IPA Kelas 8 / SISTEM EKSKRESI MANUSIA
SISTEM
EKSKRESI MANUSIA
A. Struktur
dan Fungsi Sistem Ekskresi pada Manusia
1. Ginjal
Apakah kamu mengetahui fungsi ginjal? Ginjal berfungsi
untuk menyaring darah yang mengandung zat
sisa metabolisme dari sel di seluruh tubuh.
Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang pinggang, yaitu di dalam rongga
perut pada dinding tubuh bagian belakang (dorsal). Ginjal sebelah kiri letaknya
lebih tinggi daripada ginjal sebelah kanan. Ginjal memiliki bentuk seperti biji
kacang merah. Ginjal berwarna merah karena banyak darah yang masuk ke dalam
ginjal. Darah akan masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri besar dan akan
keluar dari ginjal melalui pembuluh vena besar.
Apabila sebuah ginjal dipotong melintang, maka akan
tampak tiga lapisan. Bagian luar disebut
korteks renalis atau kulit ginjal, di bawahnya terdapat medula renalis, dan di
bagian dalam terdapat rongga yang disebut rongga ginjal atau pelvis renalis.
Ginjal tersusun atas lebih kurang 1 juta alat penyaring yang disebut dengan
nefron.
Nefron merupakan satuan struktural dan fungsional ginjal karena nefron merupakan unit penyusun utama ginjal dan unit yang berperan penting dalam proses penyaringan darah. Sebuah nefron terdiri atas sebuah komponen penyaring atau badan Malpighi yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap badan Malpighi mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Pada bagian inilah proses penyaringan darah dimulai. Medula renalis (bagian tengah ginjal) tersusun atas saluran- saluran yang merupakan kelanjutan dari badan Malpighi dan saluran yang ada di bagian korteks renalis. Saluran-saluran itu adalah tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distal, dan tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medula. Lengkung Henle adalah saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula yang menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal. Pelvis renalis atau rongga ginjal berfungsi sebagai penampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter. Untuk lebih memahami proses penyaringan yang terjadi di dalam ginjal tentang model penyaringan darah di dalam ginjal, kamu telah mengetahui bagaimana mekanisme penyaringan zat secara sederhana sehingga memberikan sedikit gambaran tentang bagaimana proses penyaringan dalam ginjal. Tahukah kamu, bahwa proses pembentukan urine di dalam ginjal melalui tia tahapan etia tahapan tereut adalah tahap iltrai tahap reabsorpsi, dan tahap augmentasi.
a.
Tahap Filtrasi
Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen
ginjal masuk ke dalam glomerulus yang
tersusun atas kapilerkapiler darah. Ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan
darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki ukuran
keil kelua melalui pripri kapiler dan menhailkan iltrat. airan hail penarinan
tereut iltrat teruun ata urilin urea glukosa, air, asam amino, dan ion-ion
seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor. Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula Bowman. Darah dan
protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus
pori-pori glomerulus. Filtrat yang tertampung di kapsula Bowman disebut urine
primer. Tahapan pembentukan urine primer in disebut tahap ltasi.
b.
Tahap Reabsorpsi
rine primer an terentuk pada tahap iltrai
mauk ke tubulus proksimal. Di dalam tubulus proksimal terjadi proses penyerapan
kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh yang disebut dengan tahap
reabsorpsi. Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan
oleh tubuh juga diangkut ke dalam sel dan kemudian ke dalam kapiler darah di
dalam ginjal. Sedangkan urea hanya sedikit yang diserap kembali
Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine sekunder. Urine
sekunder mengandung air, garam, urea, dan urobilin. Urobilin inilah yang
memberikan warna kuning pada urine, sedangkan urea yang menimbulkan bau pada
urine. Urine sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya
mengalir ke lengkung Henle kemudian menuju tubulus distal. Selama mengalir
dalam lengkung Henle air dalam urine sekunder juga terus direabsorpsi.
c.
Tahap Augmentasi
Setelah melalui lengkung Henle, urine sekunder sampai pada tubulus distal.
Pada bagian tubulus distal masih ada
proses penyerapan air, ion natrium, klor, dan urea. Pada
tubulus distal terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat yang tidak
diperlukan tubuh ke dalam urine sekunder. Urine sekunder yang telah bercampur
dengan zat-zat sisa yang tidak diperlukan tubuh inilah yang merupakan urine sesungguhnya.
Urine tersebut kemudian disalurkan ke pelvis renalis (rongga ginjal). Urine
yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal melalui ureter, kemudian menuju
kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urine sementara Kandung kemih memiliki
dinding yang elastis. Kandung kemih mampu meregang untuk dapat menampung sekitar 0,5 L urine. Proses pengeluaran urine dari dalam kandung
kemi disebabkan oleh adanya tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan pada
kandung kemih disebabkan oleh adanya sinyal yang menunjukkan bahwa kandung
kemih sudah penuh. Sinyal penuhnya kandung kemih memicu adanya kontraksi otot perut
dan otot-otot kandung kemih. Akibat kontraksi ini urine dapat keluar dari tubuh
melalui uretra. Agar kamu lebih mudah memahami dan mengingat bagaimana proses
pembentukan urine pada ginjal, ayo lakukan aktivitas berikut ini!
2.
Kulit
Ketika berolahraga kamu akan
mengeluarkan keringat bukan Selain menjaga suhu tubuh,
berkeringat
ternyata juga berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme. Organ tubuh
manakah yang memiliki peran dalam pembentukan keringat dan bagaimana tubuh
membuat keringat? Sebagai organ ekskresi, kulit berperan dalam pembentukan dan
pengeluaran
keringat.
Selain fungsi tersebut, kulit juga berfungsi untuk
melindungi jarinan di aahna dari keruakankeruakan iik karena eekan penyinaran,
berbagai jenis kuman, dan zat kimia berbahaya. Selain itu, kulit juga berfungsi
untuk mengurangi kehilangan air dalam tubuh, mengatur suhu tubuh, dan menerima
rangsangan dari luar. Kulit terdiri atas dua lapisan utama yaitu lapisan
epidermis (kulit ari) dan lapisan dermis (kulit jangat).
a. Lapisan
Epidermis (Kulit Ari)
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar yang tersusun atas sel-sel epitel yang mengalami keratinisasi.
Pada lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh darah maupun serabut saraf. Pada
lapisan epidermis, masih terdapat beberapa lapisan kulit, antara lain stratum
korneum yang merupakan lapisan kulit mati dan selalu mengelupas dan lapisan
stratum granulosum yang mengandung pigmen melanin. Di bawah stratum granulosum
terdapat lapisan stratum germinativum yang terus menerus membentuk sel-sel baru
ke arah luar menggantikan sel-sel kulit yang terkelupas.
b. Lapisan Dermis
(Kulit Jangat)
Lapisan
dermis terdapat dibawah lapisan epidermis. Pada lapisan dermis terdapat otot penggerak rambut,
pembuluh darah, pembuluh limfa, saraf, kelenjar minyak (glandula sebasea), dan
kelenjar keringat (glandula sudorifera). Kelenjar keringat berbentuk seperti
pembuluh panjang. Pangkal kelenjar keringat menggulung dan berhubungan dengan
kapiler darah dan serabut saraf. Serabut saraf akan meningkatkan kerja kelenjar
keringat, sehingga merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat akan
menyerap air, ion-ion, NaCl, dan urea dari dalam darah yang kemudian
dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Di
bawah lapisan dermis, terdapat lapisan hipodermis atau lapisa subkutan. Lapisan hipodermis bukan
merupakan bagian dari kulit, namun merupakan kumpulan jaringan ikat yang
berfungsi melekatkan kulit pada otot. Lapisan hipodermis banyak tersusun atas jaringan
lemak sehingga juga berfungsi menjaga suhu tubuh.
3.
Paru-Paru
Pembahasan tentang organ
paru-paru sudah banyak dibahas pada
materi sistem pernapasan. Selain berfungsi sebagai alat pernapasan,
paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Masih ingatkah kamu apa yang
dikeluarkan paru-paru selama kita bernapas? Bagaimana pertukaran gas yang
terjadi di dalam alveolus Oksigen yang memasuki alveolus akan berdifusi dengan
cepat memasuki kapiler darah yang
mengelilingi alveolus, sedangkan karbon dioksida akan berdifusi dengan arah
yang sebaliknya. Darah pada alveolus akan mengikat oksigen dan mengangkutnya ke
jaringan tubuh. Di dalam pembuluh kapiler jaringan tubuh, darah mengikat karbon
dioksida (CO2) untuk dikeluarkan bersama uap air. Reaksi kimia tersebut secara
ringkas dapat kita tuliskan sebagai berikut.
4.
Hati
Selain berperan dalam sistem pencernaan, hati juga berperan dalam sistem ekskresi, yaitu mengekskresikan
zat warna empedu yang disebut dengan bilirubin. Masih ingatkah kamu dari mana
bilirubin ini dihasilkan? Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin yang
terdapat pada sel darah merah. Sel darah merah hanya memiliki rentang waktu
hidup antara 100 - 120 hari karena sel darah merah tidak memiliki inti sel dan
membran selnya selalu bergesekan dengan pembuluh kapiler darah. Karena tidak
memiliki inti sel, sel darah merah tidak dapat membentuk komponen baru untuk
menggantikan komponen sel yang rusak.
Sel darah merah yang rusak akan dihancurkan oleh makrofag di dalam hati dan
limpa. Hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah dipecah menjadi zat
besi, globin, dan hemin. Zat besi selanjutnya dibawa menuju sumsum merah tulang
untuk digunakan membentuk hemoglobin baru. Globin dipecah menjadi asam amino
untuk digunakan dalam pembentukan`protein lain. Sedangkan hemin diubah menjadi
zat warna hijau yang disebut biliverdin. Biliverdin kemudian diubah menjadi
bilirubin yang merupakan zat warna kuning oranye. Bilirubin selanjutnya
dikeluarkan bersama getah empedu. Getah
empedu dikeluarkan ke usus dua belas jari, kemudian menuju usus besar. Di dalam
usus besar bilirubin diubah menjadi urobilinogen. Urobilinogen diubah menjadi urobilin sebagai
pewarna kuning pada urine dan sterkobilin sebagai pigmen cokelat pada feses.
Organ hati juga berfungsi mengubah amonia (NH3) yang berbahaya jika berada dalam tubuh, menjadi zat yang
lebih aman, yaitu urea. Amonia tersebut dihasilkan dari proses metabolisme asam
amino. Urea dari dalam hati akan dikeluarkan dan diangkut oleh darah menuju ginjal
untuk dikeluarkan bersama urine.
B. Gangguan
pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya
a. Uji
Kandungan Gula dalam Urine
Reagen Benedict pada umumnya digunakan untuk menguji bahan makanan yang
mengandung gula. Reagen ini berwarna
biru jernih. Setelah sampel yang diuji ditetesi reagen
Benedict, akan terjadi perubahan warna. Apabila sampel berubah warna menjadi biru
kehijauan atau kuning berarti bahan
makanan tersebut mengandung sedikit gula. Apabila berwarna merah bata berarti bahan
makanan tersebut banyak mengandung gula. Reagen ini juga dapat digunakan untuk
menguji apakah di dalam urine juga terkandung gula. Jika dalam urine mengandung
gula, berarti ada gangguan pada kerja ginjal.
b. Uji
Kandungan Protein dalam Urine
Reagen
Biuret pada umumnya digunakan untuk mengetahui adanya kandungan protein pada
bahan makanan. Reagen Biuret berwarna
biru, yang apabila bereaksi dengan protein akan berubah warna menjadi ungu. Reagen
Biuret juga dapat digunakan untuk menguji keberadaan protein dalam urine.
bagaimanakah kondisi ginjalmu? Mudah-mudahan ginjalmu dalam kondisi yang sehat. Apabila organ-organ ekskresi tidak kamu jaga dengan baik maka akan muncul beberapa gangguan. Beriku ini beberapa gangguan atau penyakit pada sistem ekskresi manusia.
1. Nefritis
Nefritis adalah penyakit rusaknya nefron, terutama pada bagian-bagian glomerulus ginjal. Nefritis disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus. Nefritis mengakibatkan masuknya kembali asam urat dan urea ke pembuluh darah (uremia) serta adanya penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air yang terganggu (edema). Upaya penanganan nefritis adalah dengan proses cuci darah atau pencangkokan ginjal.
Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi akibat terbentuknya endapan garam kalsium di dalam rongga ginjal (pelvis renalis), saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan kekurangan minum air serta sering menahan kencing. Upaya mencegah terbentuknya batu ginjal adalah dengan meminum cukup air putih setiap hari, membatasi konsumsi garam karena kandungan natrium yang tinggi pada garam dapat memicu terbentuknya batu ginjal, serta tidak sering menahaan kencing. Batu ginjal yang kecil dapat saja keluar melalui urine, tetapi seringkali menyebabkan rasa sakit. Batu ginjal berukuran besar memerlukan operasi untuk mengeluarkannya
Albuminuria merupakan penyakit yang terjadi akibat
adanya keruakan pada lmerulu an erperan
dalam pre iltrai sehingga pada urine ditemukan adanya protein. Albuminuria
dapat terjadi akibat kurangnya asupan air ke dalam tubuh sehingga memperberat
kerja ginjal, mengonsumsi terlalu banyak protein, kalsium, dan vitamin C dapat
membuat glomerulus harus bekerja lebih kera sehingga meningkatkan risiko
kerusakannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah albuminuria adalah
dengan mengatur jumlah garam dan protein yang dikonsumsi, serta pola hidup
sehat untuk mengatur keseimbangan gizi.
Hematuria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya
sel- sel darah merah pada urine. Hal ini disebabkan penyakit pada saluran kemih
akibat gesekan dengan batu ginjal. Hematuria juga dapat disebabkan oleh adanya
infeksi bakteri pada saluran kemih. Upaya pencegahan hematuria dapat dilakukan
dengan segera buang air kecil ketika ingin buang air kecil, membersihkan tempat
keluarnya urine dari arah depan ke belakang untuk menghindari masuknya bakteri
dari dubur, serta banyak minum air putih. Ketika seseorang sakit hematuria, maka penanganan yang diberikan adalah
dengan memberi antibiotik untuk
membersihkan infeksi bakteri pada saluran kemih.
Penyakit ini disebabkan karena seseorang kekurangan
hormon ADH atau hormon antidiuretik.
Kondisi tersebut menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap air yang masuk ke dalam
tubuh, sehingga penderita akan sering buang air kecil secara terus menerus.
Upaya penanganan penderita diabetes insipidus adalah dengan memberikan suntikan
hormon antidiuretik sehingga dapat mempertahankan pengeluaran urine secara
normal.
Merupakan penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel pada ginjal yang tidak terkontrol di sepanjang
tubulus dalam ginjal. Hal ini dapat menyebabkan adanya darah pada urine, kerusakan
ginjal, dan juga dapat memengaruhi kerja organ lainnya jika kanker ini
menyebar, sehingga dapat menyebabkan kematian.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari
penggunaan bahanbahan kimia yang memicu kanker.
Jerawat atau acne vulgaris merupakan suatu kondisi kulit yang ditandai
dengan terjadinya penyumbatan dan peradangan pada kelenjar sebasea (kelenjar
minyak). Jerawat dapat timbul
karena kurangnya menjaga kebersihan kulit sehingga
berpotensi terjadi penumpukan kotoran dan kulit mati. Faktor hormonal yang
merangsang kelenjar minyak pada kulit, penggunaan kosmetik yang berlebihan dan
mengandung minyak dapat berpotensi menyumbat pori-pori. Konsumsi makanan
berlemak secara berlebihan juga dapat menimbulkan jerawat. Jerawat pada
umumnya dapat muncul pada wajah, leher, atau punggung. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan wajah secara rutin, menghindari makanan berlemak, dan lebih banyak mengonsumsi buah-buahan, serta menjaga aktivitas tubuh.
8. Biang Keringat
Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat
oleh sel- sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat
yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang
disertai gatal. Sel-sel kulit mati, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan
terjadinya biang keringat. Orang yang tinggal di daerah tropis dan lembap, akan
lebih mudah terkena biang keringat. Biasanya, anggota badan yang terkena biang
keringat adalah leher, punggung, dan dada. Biang keringat dapat mengenai siapa
saja, baik anak-anak, remaja, ataupun orang tua. Upaya pencegahan yang
dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kulit, menggunakan pakaian yang
menyerap keringat dan longgar, atau apabila kulit berkeringat segera keringkan
dengan tisu atau handuk. Apabila terkena biang keringat maka dapat diobati
dengan memberi bedak atau salep yang dapat mengurangi rasa gatal.
RANGKUMAN
1. Sistem ekskresi merupakan
kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh dengan cara membuang bahan-bahan
sisa metabolisme yang dikeluarkan oleh sel.
2. Organ ekskresi pada manusia terdiri atas empat organ, yaitu ginjal,
kulit, paru-paru, dan hati.
3. Ginjal
merupakan organ ekskresi yang memiliki peran sangat penting karena membuang
sisa metabolisme dalam jumlah besar melalui urine. Proses ginjal menghasilkan
urine meliputi tahapan utama aitu iltrai
rearpi dan aumentai.
4. Kulit merupakan organ
ekskresi yang mengeluarkan bahan yang hampir sama dengan ginjal, yakni sampah
nitrogen berupa urea dalam bentuk keringat.
5. Paru-paru merupakan organ
ekskresi yang mengeluarkan sisa metabolisme berupa CO2 dan H2 O.
6. Hati merupakan organ
ekskresi yang memiliki kemampuan menetralisir racun dan menghasilkan getah
empedu. Hati memiliki peran dalam mengubah NH3 (amonia) menjadi urea yang
nantinya akan dibuang melalui kulit dan ginjal.
7. Gangguan sistem ekskresi
yang sering terjadi pada ginjal, antara lain nefritis, albuminuria, batu
ginjal, hematuria, kanker ginjal, diabetes insipidus, dan biang keringat.
8. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kesehatan sistem ekskresi antara lain mengatur pola makan yang
seimbang, banyak minum air putih minimal 2 liter sehari, olahraga teratur,
serta tidak menunda untuk buang air kecil.
Bagi teman- teman yang mau fili ini silakan di Download di link ini http://asevblogaddress.blogspot.com/2020/07/sistemekskresi-manusia-a.html
Belum ada Komentar untuk "IPA Kelas 8 / SISTEM EKSKRESI MANUSIA"
Posting Komentar